Lele Sangkuriang tergolong jenis ikan omnivora, seperti halnya sifat
biologi lele dumbo terdahulu. Di alam ataupun lingkungan budidaya, lele
sangkuriang dapat memanfaatkan plankton, cacing, insekta, udang-udang
kecil dan mollusca sebagai makanannya. Keunggulan dari lele sangkuriang
ini diantaranya dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas telur yang
tinggi, dapat hidup pada kondisi air yang marjinal dan efisiensi
terhadap pakan yang tinggi.
Menurut
Anonimus (2005) secara umum morfologi ikan lele sangkuriang tidak
memiliki banyak perbedaan dengan lele dumbo yang selama ini banyak
dibudidayakan. Hal tersebut dikarenakan lele sangkuriang sendiri
merupakan hasil silang dari induk lele dumbo. Tubuh ikan lele
sangkuriang mempunyai bentuk tubuh memanjang, berkulit licin, berlendir,
dan tidak bersisik. Bentuk kepala menggepeng (depress), dengan mulut
yang relatif lebar, mempunyai empat pasang sungut. Lele Sangkuriang
memiliki tiga sirip tunggal, yakni sirip punggung, sirip ekor, dan sirip
dubur. Sementara itu, sirip yang yang berpasangan ada dua yakni sirip
dada dan sirip perut. Pada sirip dada (pina thoracalis) dijumpai
sepasang patil atau duri keras yang dapat digunakan untuk mempertahankan
diri dan kadang-kadang dapat dipakai untuk berjalan dipermukaan tanah
atau pematang. Pada bagian atas ruangan rongga insang terdapat alat
pernapasan tambahan (organ arborescent), bentuknya seperti batang pohon
yang penuh dengan kapiler-kapiler darah.
Lele
sangkuriang dapat hidup di lingkungan yang kualitas airnya sangat
jelek. Kualitas air yang baik untuk pertumbuhan yaitu kandungan O2 6
ppm, CO2 kurang dari 12 ppm, suhu (24 – 26) o C, pH (6 – 7), NH3 kurang
dari 1 ppm dan daya tembus matahari ke dalam air maksimum 30 cm (Lukito,
2002).
Ikan lele dikenal aktif pada malam hari (nokturnal). Pada
siang hari, ikan lele lebih suka berdiam didalam lubang atau tempat yang
tenang dan aliran air tidak terlalu deras. Ikan lele mempunyai
kebiasaan mengaduk-aduk lumpur dasar untuk mencari binatang-binatang
kecil (bentos) yang terletak di dasar perairan.
No comments:
Post a Comment